Skip to main content

Posts

Featured

Cerita 24 April 2015

Waktu enggan berhenti ketika aku belum juga menuntaskankan hal-hal yang menghalangi ku nanti. Berputar dan terus berputar seolah aku akan kehabisan waktu. Dentingan jarum jam mencoba mengingatkan, aku harus segera selesai dengan ini. Karena secepat mungkin aku harus bertemu rindu. Harus bertemu. Perjalanan memanglah cukup menyita waktu, tapi iringan lagu yang melekat pada dirimu juga sedang melekat ditelingaku. Menemani sepanjang perjalanan, membayangkan mu yang belum pernah aku saksikan. Namun tidak lama, lamunan ku tentangmu buyar ketika rintik hujan mulai terasa syahdu. Perjalanan masih jauh tapi bayangan dirimu buat ku tak henti tersenyum malu. "Nah itu!" ketika seorang teman berkata dan menunjuk kearah bangunan tua yang belum pernah aku datangi. Bangunan bersejarah yang pernah menjadi tempat mereka para pelawak ibukota  mengais rezeki dizaman itu, yang kini mereka sudah mondar-mandir dilayar kaca. Ada yang bertahan dan tetap eksis namun ga banyak juga dari mereka yan

Latest Posts

Untuk Kamu, Manusia Paling Sabar

Serunya Malam Puisi Surabaya

Siraman Tawa Part 2

Siraman Tawa

Bye Ochiba!

Hampir Pecah

Page1: Percakapan Di Ujung Malam

Berhenti Memaksa

#StandUpFest2014

Resah Memecah Malam