Random-mode, Random-postingan

Lagi dan lagi malam minggu mengurungkan niat untuk keluar rumah. Bukan karena tak ada rencana, tak ada yang mengajak lebih tepatnya. Yang ditunggu entah kemana aku pun tak peduli. Mengingat apa yang terjadi belakangan ini. Tak ingin terulang lagi. Cukup sekali. Lebih baik aku pergi.

Ditemani lagu manis yang sepertinya terlalu muda untuk mendengarkan lagu ini karena lirik demi lirik nya menyentuh hati, Mirror dari Justin Timberlake. Ah, lagu ini...pernah kita senandungkan bersama dalam sebuah karaoke dadakan bersama beberapa teman. Entah bagaimana bisa ini terlintas dipikiranku padahal tidak sedikitpun ada keniatan saat kita duet bersama. Ah, duet itu ya...masih tak habis pikir sampai sekarang. Sudah lah lupakan paragraf ini.

Awalnya ingin bercerita dan menulis tentang survey yang sudah aku persiapkan. Tapi belakangan ini susah untuk mendapatkan good-mood saat menulis. Terlebih lagi merangkai kata-demi-kata tak serapih biasa nya. Banyak draft yang tak terselesaikan. Banyak waktu yang kubuang hanya untuk menulis dan berhenti ditengah jalan. Waduh, bahaya! Minggir duluuu...

Terlebih lagi belakangan ini kacau bertubi atau biasa nya anak jaman sekarang menyebut "random-mode" nah itu yang aku alami.

Kalian pasti pernah mengalami masa dimana kalian ingin marah, tapi ga tau karena apa. Ingin kecewa, mungkin sudah dirasa tapi susah untuk mengungkapnya. Ingin melakukan sesuatu tapi bingung memulainya. Lalu apa yang harus di lakukan? Ambil minyak tanah, ambil korek, bakar kantor polisi terus pesta barbeque di situ.

Jangan lah itu terlalu anarkis. Istighfar. tapi kalau mau coba ya sila saja.

Jujur saja aku merasa kecewa pada semua yang pernah kurasa. Semua ya semua. Hanya saja aku mencoba lupa dan tak ingin mengingatnya. Aku merasa dan tak perlu untuk menanggapi sesuatu hal yang sekiranya itu tidak lah penting. Aku tak peduli. Klimaks nya mungkin semalem, saat aku merasa random hanya karena sedikit ketololan yang aku lakukan. Tolol.

Aku harus meluapkan ini. Akhirnya aku meluapkan di jalan raya. Aku ngomong sendiri dan tak peduli orang menganggap gila. Begitu sampai rumah, aku bercerita pada beberapa teman tapi tidak lah klimaks juga. Aku bersyukur di malam itu juga aku telah tertawa. Mereka menghibur dan menyadarkan ku. Dan aku selalu ingat satu kalimat dari seorang komika saat aku tanya pertanyaan padanya dan dia menjawab, "aku ga punya waktu buat ngurusin mereka"

Kalimat ini aku terapkan untuk tidak peduli pada orang orang atau hal negative yang menyangkut pautkan namaku. Bisa baca kan? AKU GA PEDULI.

Betapa bersyukurnya aku punya mereka yang selalu membuat ku ketawa, mereka yang selalu mengingatkan ku, mereka yang memarahi ku ketika aku melakukan hal tolol. Aku merasa bahagia. Langit masih tetap biru, malam dan pagi masih silih berganti. Untuk apa aku memikirkan sesuatu yang telah melukai hati. Ah persetan lah kau. Biar tangan Allah yang bergerak dan bekerja untuk membalasnya.

Allah mengirimkan hiburan lewat perantara teman-teman yang memang tugas nya menghibur dengan cara masing-masing. Terima kasih tiada henti kuucapkan.

Belakangan ini lebih sering dzikir. Ibarat angka, biasa nya cuma 33 kali, tapi kali ini bisa sampe 99 bahkan lebih dan lupa berapa jumlahnya. Ya salah satu berkah. Hati lebih tenang dan Allah tidak lah tidur. Allah tau siapa saja yang akan diberi ganjaran pada mereka yang berbuat tak tau aturan. Sungguh kasihan.

Ya maaf ya untuk yang menunggu (yakali ada yang nungguin) tulisan untaian kata seperti biasa nya, harus ternoda dengan postingan random yang entah lah malah seperti ini.

Tulisan ini tidak terdedikasi untuk siapa siapa, barangkali ada tamu tak di undang dan membaca lalu merasa, ya sila saja. Siapa suruh masuk rumah tanpa menyapa tuan rumah. Sudah lah jangan terlalu ingin tahu. Kalau perlu dan ingin bertanya ya mention aja ke twitter @giskadis, tak usah malu kalo toh ya sering diam diam mencari tahu berita terbaru ku. Ciye. Eh salah maksud ku, Cih.

Comments

Popular Posts