Idaman atau Standard
sinar matahari siang ini seakan ga bisa di ajak untuk sekedar menikmati lemon tea ice bersama. Begitu menyengat hingga ke lapisan kulit paling dasar. Di iringi lagu dari Faith Hill-Part of your world, pikiran ku berfantasi tanpa henti, dan belakangan menjadi random karena terlalu fokus pada satu titik, yang biasa di panggil, hati, sesuatu untuk merasakan segala macam perasaan yang tercipta.
Yang senang di awal, lalu berubah meneteskan air mata di akhir. Yang penuh harapan berujung pada kekecewaan. Yang bertabur janji manis berakhir membuat hati ter-iris. Miris.
Duduk di teras rumah, menatap kanvas biru di atas sana yang luasnya tak terhingga, terlintas satu pikiran jika dihadapkan pada beberapa pilihan yang kadang orang benci atau bingung untuk memilih satu diantara nya.
Jadi gini, kalo kamu (perempuan) dihadapkan 2 pilihan kayak gini:
• dia (laki-laki) yang pengertian dan perhatiannya besar, sosok idaman kamu. Dia nyaman sama kamu, sifatnya dia pun dewasa. tapi kadang dia masih kebayang sama masa lalu nya.
• Atau, dia yang perhatiannya standard, biasa aja, bahkan bisa dibilang terkesan cuek. dia sayang cuma malu-bingung nunjukinnya gimana karna dia ga terbiasa. dia ga banyak nuntut. dia juga nyaman kalo sama kamu. Tapi sifatnya childish.
Di sini aku ngasih alasan disetiap jawaban, dan juga diskusi yang berujung nyurvey 4 teman perempuan yang bisa di katakan cukup mengerti resiko yang akan terjadi dalam urusan pilih-memilih. Tiga diantara mereka memilih jawaban yang sama. Satu nya pun beda tapi masuk diakal.
Diantara 3 jawaban sama, yaitu milih nomor 2. aku tertarik pada jawaban Yunita. Kurang lebih nya seperti ini:
"Aku lebih milih yang standard aja perhatiannya. Karna dia (laki-laki) yang masih terbayang masalalu itu cintanya rapuh walaupun terlihat sangat perhatian. Mungkin 'sangat perhatian' nya itu bisa jadi cuma buat ngilangin perhatiannya dia dari masalalunya. Dengan kata lain, kita (perempuan) masih jadi yang kedua dipikiran maupun hatinya walau status hubungan sudah relationship.
Kalo yang standard itulah tantangannya, disitu kita akan belajar gimana caranya saling memahami dan akan lebih susah ketika berpisah.
Yang penting saling nyaman dan dia tau kemana cintanya itu akan dibawa untuk masa mendatang tanpa dibayangi masalalu. Pria kayak gitu biasanya bisa cepat memposisikan diri dalam keadaan. Yang sudah ya biar berlalu." Tutur gadis mungil berjilbab dengan muka Cina KW super.
Dan ini jawaban Shella, nomor pertama, dan paling beda dari yang lainnya:
"Aku milih yang pertama , walaupun masih kebayang masalalu itu bisa diubah" ucap gadis yang tinggi badan nya kelewat keterlaluan ga sopan, lebih tinggi dari aku.
Nah jawaban ku sendiri gimana? Gini, kedua pilihan itu memang susah untuk dipilih salah satu, karena memang ada kekurangan dan kelebihannya. Mau cari yang banyak lebihnya kan juga ga ada. Ya pacaran aja sama karakter sticker Brown di LINE. Kayaknya aku cukup menyanggah kedua jawaban di atas. Menjabarkan lebih rinci.
•Yang pertama, memang idaman. Tapi setiap kita melakukan sesuatu bersama, ketawa lepas tanpa beban dan menurut kita berkesan manis, tiba-tiba dia nya terdiam sepersekian detik seakan mikir. Di situ dia pasti kebayang masa lalu nya. Kita nya senang karena ini hal pertama, tapi buat dia? Ini sudah pernah dilakukan. Sekuat apapun kita berusaha menjadi yang terbaik, tapi kalau dia nya memang ga ada niatan untuk bisa melupakan, buat apa jalanin hubungan sama manusia kayak gini?
Mungkin semua butuh waktu, butuh kesabaran dan pengorbanan yang besar. Pertanyaan nya mau sampe kapan? Sampe sosok Edward Cullen hidup didunia nyata dan dia nikahin aku? Ya aku nya mau nunggu sampe sekarang, tapi mungkin sekarang aku bakal di rumah sakit jiwa karena nunggu fantasi yang tak pernah terealisasi.
Usaha cukup lama, Capek segala nya, tak pernah terlihat oleh mata nya. Tidak kah kau lelah, wanita?
•Yang kedua, perhatian standard yang biasa nya bikin perempuan bertanya-tanya ini sayang kah? Atau cuma sebagai partner komunikasi seadanya di kala butuh saja? Perhatian standard laki-laki memang bikin kita kesel-gemes unyu unyu. Ada kala nya kita butuh dan dapet perhatian yang beda dari biasa nya, kalo selama menjalani hubungan, perhatiannya datar melulu kayak papan tulis yang di tempelin penggaris mika. Masih kerasa datar, kan? Ya kecuali Mika Angelo yang nempel di papan tulis, baru ada gelombang di papan tulis nya. Gelombang suara histeris para wanita.
Dan laki-laki childish, sejujurnya aku geregetan sama tipe ini. Kenapa? Laki-laki harusnya bisa lebih sedikit dewasa dibanding perempuan kan? Karena mereka adalah calon pemimpin kita. Mungkin seiring bertambah usia mereka baru sadar, tapi iya kalau akhirnya mereka sama kita. Kalo engga? Ya berarti kamu pernah membantu nya dewasa, dan merasakan pahit ke childish-an nya dan melihat dewasa nya bersama seorang yang lain, bukan kamu.
Pilihan ku sendiri tak jelas mau nya apa. Yang pasti aku ga akan membuang waktu untuk seseorang yang tak pernah menganggap pengorbanan ku nyata. Kalau pilihan mu gimana?
Yang senang di awal, lalu berubah meneteskan air mata di akhir. Yang penuh harapan berujung pada kekecewaan. Yang bertabur janji manis berakhir membuat hati ter-iris. Miris.
Duduk di teras rumah, menatap kanvas biru di atas sana yang luasnya tak terhingga, terlintas satu pikiran jika dihadapkan pada beberapa pilihan yang kadang orang benci atau bingung untuk memilih satu diantara nya.
Jadi gini, kalo kamu (perempuan) dihadapkan 2 pilihan kayak gini:
• dia (laki-laki) yang pengertian dan perhatiannya besar, sosok idaman kamu. Dia nyaman sama kamu, sifatnya dia pun dewasa. tapi kadang dia masih kebayang sama masa lalu nya.
• Atau, dia yang perhatiannya standard, biasa aja, bahkan bisa dibilang terkesan cuek. dia sayang cuma malu-bingung nunjukinnya gimana karna dia ga terbiasa. dia ga banyak nuntut. dia juga nyaman kalo sama kamu. Tapi sifatnya childish.
Di sini aku ngasih alasan disetiap jawaban, dan juga diskusi yang berujung nyurvey 4 teman perempuan yang bisa di katakan cukup mengerti resiko yang akan terjadi dalam urusan pilih-memilih. Tiga diantara mereka memilih jawaban yang sama. Satu nya pun beda tapi masuk diakal.
Diantara 3 jawaban sama, yaitu milih nomor 2. aku tertarik pada jawaban Yunita. Kurang lebih nya seperti ini:
"Aku lebih milih yang standard aja perhatiannya. Karna dia (laki-laki) yang masih terbayang masalalu itu cintanya rapuh walaupun terlihat sangat perhatian. Mungkin 'sangat perhatian' nya itu bisa jadi cuma buat ngilangin perhatiannya dia dari masalalunya. Dengan kata lain, kita (perempuan) masih jadi yang kedua dipikiran maupun hatinya walau status hubungan sudah relationship.
Kalo yang standard itulah tantangannya, disitu kita akan belajar gimana caranya saling memahami dan akan lebih susah ketika berpisah.
Yang penting saling nyaman dan dia tau kemana cintanya itu akan dibawa untuk masa mendatang tanpa dibayangi masalalu. Pria kayak gitu biasanya bisa cepat memposisikan diri dalam keadaan. Yang sudah ya biar berlalu." Tutur gadis mungil berjilbab dengan muka Cina KW super.
Dan ini jawaban Shella, nomor pertama, dan paling beda dari yang lainnya:
"Aku milih yang pertama , walaupun masih kebayang masalalu itu bisa diubah" ucap gadis yang tinggi badan nya kelewat keterlaluan ga sopan, lebih tinggi dari aku.
Nah jawaban ku sendiri gimana? Gini, kedua pilihan itu memang susah untuk dipilih salah satu, karena memang ada kekurangan dan kelebihannya. Mau cari yang banyak lebihnya kan juga ga ada. Ya pacaran aja sama karakter sticker Brown di LINE. Kayaknya aku cukup menyanggah kedua jawaban di atas. Menjabarkan lebih rinci.
•Yang pertama, memang idaman. Tapi setiap kita melakukan sesuatu bersama, ketawa lepas tanpa beban dan menurut kita berkesan manis, tiba-tiba dia nya terdiam sepersekian detik seakan mikir. Di situ dia pasti kebayang masa lalu nya. Kita nya senang karena ini hal pertama, tapi buat dia? Ini sudah pernah dilakukan. Sekuat apapun kita berusaha menjadi yang terbaik, tapi kalau dia nya memang ga ada niatan untuk bisa melupakan, buat apa jalanin hubungan sama manusia kayak gini?
Mungkin semua butuh waktu, butuh kesabaran dan pengorbanan yang besar. Pertanyaan nya mau sampe kapan? Sampe sosok Edward Cullen hidup didunia nyata dan dia nikahin aku? Ya aku nya mau nunggu sampe sekarang, tapi mungkin sekarang aku bakal di rumah sakit jiwa karena nunggu fantasi yang tak pernah terealisasi.
Usaha cukup lama, Capek segala nya, tak pernah terlihat oleh mata nya. Tidak kah kau lelah, wanita?
•Yang kedua, perhatian standard yang biasa nya bikin perempuan bertanya-tanya ini sayang kah? Atau cuma sebagai partner komunikasi seadanya di kala butuh saja? Perhatian standard laki-laki memang bikin kita kesel-gemes unyu unyu. Ada kala nya kita butuh dan dapet perhatian yang beda dari biasa nya, kalo selama menjalani hubungan, perhatiannya datar melulu kayak papan tulis yang di tempelin penggaris mika. Masih kerasa datar, kan? Ya kecuali Mika Angelo yang nempel di papan tulis, baru ada gelombang di papan tulis nya. Gelombang suara histeris para wanita.
Dan laki-laki childish, sejujurnya aku geregetan sama tipe ini. Kenapa? Laki-laki harusnya bisa lebih sedikit dewasa dibanding perempuan kan? Karena mereka adalah calon pemimpin kita. Mungkin seiring bertambah usia mereka baru sadar, tapi iya kalau akhirnya mereka sama kita. Kalo engga? Ya berarti kamu pernah membantu nya dewasa, dan merasakan pahit ke childish-an nya dan melihat dewasa nya bersama seorang yang lain, bukan kamu.
Pilihan ku sendiri tak jelas mau nya apa. Yang pasti aku ga akan membuang waktu untuk seseorang yang tak pernah menganggap pengorbanan ku nyata. Kalau pilihan mu gimana?
Comments
Post a Comment