logika perasaan
saat aku jatuh dan sendiri, terdiam disudut ruangan tanpa cahaya. dalam hening aku menyebut nama mu. dalam sepi aku memanggilmu. dalam kegelapan ini aku memandang mu jauh dalam relung hati.
setetes air mata meluncuri pipi. membeku dalam sebuah logika perasaan yang susah untuk ditembus jauh jauh hingga semuanya menjadi jelas.
jika ada sepercik api didepan mataku akan ku ambil dan berikan pada sebuah logika perasaan agar dia mencair dengan perlahan secara hangat.
sinar mentaripun tak sanggup menembus dinginnya logika perasaan. begitu kerasnya dia dengan apa keputusannya.
tangan ini seakan takut untuk menyentuh mu, takut jika kau hanya melihat dan mengabaikannya. tangan ini begitu mungil namun memiliki kekuatan yang luar biasa jika kau menggenggam nya.
ruangan ini sangat sempit untuk ku.
aku ingin keluar dari sini. kau mengurung ku dengan ego mu. namun kau berhura-hura diluar sana.
aku bisa lari sejauh apapun yang aku mau, namun entah mengapa aku lebih memilih untuk menunggu, menunggu hingga semua ini mencair secara hangat dan kau kembali bersinar untukku seperti dahulu.
kau datang, kau pergi, seakan ini hanya dunia kecilmu.
kau bagaikan malaikat tanpa sayap memungut ku dari sebuah neraka yang membuatku jatuh dan susah untuk bangkit, namun kau membawaku kedunia kecilmu.
dimana aku tertawa kembali, membentuk sebuah senyuman manis dari bibirku, melebarkan sayap-sayapku yang pernah rapuh.
layaknya gadis kecil yang manja, ingin kau selalu ada dan berharap kau selalu ada.
aura kuningku semakin terpancar ketika dengan mu, namun aku ragu ini bertahan lama.
disaat aku percaya pada sebuah keajaiban, itu semua hilang pergi berlalu.
aku terjebak dalam ruangan ini, terjatuh kembali, sangat buruk dan kecewa.
ini bukan jalanku, aku salah memilih.
dan setelah ini terjadi, tak ada satu orang pun yang bertanggung jawab, salah ku. kesalahanku mengambil jalan dengan rayuan cahaya yang bahagia.
kini biarkan aku terjebak dalam perasaan ini lagi, perasaan buruk dan merasa takut untuk mencoba kembali.
terima kasih untuk malaikat tanpa sayap yang sempat membuat aku tersenyum meskipun itu hanya sekejap mata.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete